Postingan

MENYIKAPI GEJOLAK HARGA SAHAM

Penghasilan investor saham berasal dari capital gain dan dividen. Potensi keuntungan yang paling besar berasal dari capital gain. Capital gain merupakan selisih harga beli dan harga jual. Ketika harga jual lebih tinggi dibandingkan harga beli maka investor akan memperoleh capital gain. Namun di sisi lain jika harga beli lebih rendah daripada harga jual maka ia akan menderita capital loss. Memahami sell/cut loss yang berbuah pada capital loss ini penting untuk menerapkan nilai waktu uang (time value of money) seperti yang dikatakan oleh salah satu manejer investasi tersukses di dunia, Peter Lynch, “Tak ada yang salah dari kehilangan uang saat berinvestasi saham. Yang salah adalah, ketika menggenggam erat sebuah saham, atau lebih buruk lagi melakukan average down, ketika fundamental perusahaannya memburuk”. Sumber penghasilan yang kedua adalah dividen. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah mengasilkan keuntungan. Keuntungan ini nantinya akan digunakan untuk ekspansi bisnis atau d

MEMBANGUN BUDAYA

Baik organisasi yang berorientasi terhadap profit maupun yang tidak harus menghasilkan profit untuk menjaga keberlangsungan hidup dan bertumbuh sebagaimana harapan pemiliknya. Lalu, apa hubungan budaya dengan profit? Bukankan untuk meningkatkan profit sebaiknya yang digenjot adalah penjualnnya melalui strategi marketing yang baik? Atau melalui keputusan investasi yang tepat dan keputusan struktur modal seperti degree of operating leverage dan degree of financial leverage atau dengan mengkombinasikannya? well, semua itu benar. Tapi terdapat beragam jalan menuju Roma, bukan? Terdapat banyak sekali riset yang menunjukkan hubungan positif budaya organisasi dengan kinerja organisasi. Dan, salah satu indikator kinerja yang paling valid adalah profit. Hasil riset Harvard Business School menunjukkan bahwa budaya memiliki dampak yang kuat dan semakin besar dampaknya terhadap prestasi organisasi. Kesimpulan dari penelitian itu adalah: Budaya korporat dapat mempunyai dampak signifikan pa

MEMILIH PASAR

Menganggap bahwa setiap orang memiliki kebutuhan yang sama dan dimotivasi oleh hal yang sama adalah keliru. Orang yang memiliki budaya yang berbeda dimotivasi oleh hal-hal yang berbeda dan karenanya memiliki kebutuhan yang berbeda. Di samping dari budaya, terdapat beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi kebutuhan individu seperti pekerjaan, pendidikan, usia, jenis kelamin, gaya hidup, attitude , dan lain-lain. Pemahaman akan kebutuhan manusia ini dapat dengan mudah ditangkap dalam teori motivasi Abraham Maslow yang dikenal dengan Maslow's theory of motivation . Dalam teori ini ia menjelaskan mengapa orang terdorong oleh kebutuhan tertentu di waktu-waktu tertentu. Singkatnya ia mengatakan bahwa setiap individu memiliki hierarki kebutuhan dimulai dari physiological needs yaitu kebutuhan dasar untuk dapat bertahan hidup seperti makanan dan minuman; safety needs yang adalah kebutuhan rasa aman dan perlindungan; social needs seperti kasih sayang; esteem needs dapat dilihat s

MEMBANGUN LOYALITAS PELANGGAN

Loyalitas pelanggan menjadi target setiap perusahaan karena loyalitas pelanggan akan beradampak secara langsung terhadap keberlangsungan hidup perusahaan. Pelanggan yang loyal akan membeli produk secara berkesinambungan. Mereka juga akan membeli produk-produk baru perusahaan. Di samping itu, mereka akan merefleksikan merek ke teman, saudara, bahkan ke seluruh dunia melalui internet. Loyalitas merupakan akibat sementara kepuasan adalah penyebabnya. Dengan demikian, untuk membangun loyalitas pelanggan perusahaan harus menciptakan costumer satisfaction melalui produk yang ditawarkan. Dalam sebuah kesempatan, seorang teman yang baru saja membeli sebuah produk menceritakan pengalamannya kepada kami teman-temannya. Ia mengatakan bahwa produk yang baru saja dibeli sungguh memberikan solusi terhadap masalahnya. Tidak hanya itu, pelayanan yang dirasakannya saat membeli produk benar-benar membekas di hati. Tidak ada waktu tunggu, disapa dengan hangat yang terlihat dari intonasi suara dan sen

MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING

Perusahaan monopoli tidak membutuhkan competitive advantage atau keunggulan bersaing agar dapat survive dan bertumbuh. Namun, era sekarang ini menunjukkan situasi persaingan yang sangat ketat seperti yang dikatakan Tom Peter "kita berada pada era persaingan yang kacau". Lihat saja misalnya taxi ala Uber yang berbasis di San Fransico, AS yang memasuki pasar Indonesia dan  membuat perusahaan taxi Bulebird dan Exspress "sesak nafas", Alfamaret dan Indomart yang sudah memasuki perkampungan dan jaraknya yang dekat-dekat, dan masih banyak lagi. Stuasi ini memaksa setiap perusahaan yang ingin survive dan berkembang untuk memiliki keunggulan bersaing dan memupuknya secara terus-menerus. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan menganalisis model 3C yang dikembangkan oleh Kehinchi Ohmae yang dikenal dengan sebutan Mr. Strategy. 3C ini adalah company, costumer, dan competitor. Apa yang menjadi strengths dari company kita? Strengths ini dapat dilihat dari keuangan, prod

MENCAPAI BUSINESS GROWTH DAN MENGHINDARI DECLINE

Setiap bisnis akan mengalami siklus hidup bisnis atau  product life cycle . Siklus hidup produk ini memiliki empat fase: fase  introduction  yaitu saat pertama memasuki pasar; fase  growth  yaitu keadaan saat bisnis sudah mulai dikenal pasar dan tentunya sudah  menghasilkan profit ; fase  maturity  yaitu situasi saat bisnis sudah memenangi pasar dan tentunya pesaing akan berdatangan meng- copy  dan mencoba untuk menciptakan keunggulan yang lain untuk memenangkan persaingan; dan fase  decline  yaitu saat kinerja bisnis mengalami penurunan.  Di dalam  product life cycle , fase  introduction  akan menunjukkan situasi  total revenue  lebih kecil dari  total cost  yang dengan kata lain bisnis menderita kerugian. Kemudian, fase  growth  dan  maturity  akan menunjukkan keadaan  total revenue  lebih besar dari  total cost  yang artinya bisnis mengalami laba. Dan fase terakhir yaitu decline, menunjukkan situasi perusahaan mengalami kerugian yaitu  total revenue  lebih kecil dari  total cos

MEMULAI BISNIS

Bisnis memainkan peran yang sangat penting di dalam perekonomian. Di Indonesia, bisnis kecil atau yang kerap disebut dengan usaha kecil dan menengah merupakan jantung perekonomian. Akan tetapi fakta lain menunjukkan Indonesia memiliki persentase jumlah entrepreneur yang jauh lebih sedikit dibanding negara-negara maju seperti Singapura, Amerika, dan lain-lain. Bahkan, dengan negara Malaysia saja jumlah persentase wirausaha kita masih lebih rendah. Dengan menjadi entrepreneur , terdapat sejumlah manfaat baik bagi pelaku maupun bagi negara. Banyak orang menginginkan bekerja fleksibel, mendapatkan penghasilan besar, dan menjadi bos sendiri. Ini merupakan beberapa manfaat bila menjadi wirausaha. Salah satu tugas pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dengan memberantas pengangguran. Dengan berwirausaha, kita akan berkontribusi dalam upaya pengurangan pengangguran tersebut. Agar dapat berhasil dalam bisnisnya, seorang wirausaha harus kreatif dan inovatif. Para ahli be